Doa, Usaha, dan Tekad yang Kuat Membuatmu Berpertasi

Keterbatasan kemampuan ekonomi memang terkadang menghambat kita untuk bisa belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Aku sembilan bersaudara, dan semua saudaraku sekolah. Kakakku kuliah dan adik-adikku juga sudah sekoah semua.

Tentu, kalian bisa membayangkan berapa banyak  biaya hidup dan biaya pendidikan yang dikeluarkan orangtuaku untuk membiayai kesembilan putra/i nya. Eisst jangan menyalahkan tak/dir bahwa aku sembilan bersaudara yaa, karena pada dasarnya memiliki sembilan saudara bagiku adalah anugrah yang terindah dari yang kuasa. Keluargaku tidak bisa dibilang kaya dan juga tidak bisa dibilang miskin (sedang-sedang saja).

Ibuku seorang guru PNS dan ayahku seorang pegawai yang terkadang juga menerima job lain untuk menambah pemasukan keluarga. Disini aku ingin sharing bagaimana aku bisa kuliah, mejaga semangatku dan mendapatkan beasiswa.

Yakini, bahwa setiap anak membawa rejeki sendiri-sendiri


Ayah dan ibuku senang, dan bangga mendengar kabar bahwa aku diterima salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Masalahnya adalah biaya kuliah per-semester yang ditentukan pihak PTN cukup tinnggi, sehingga pada awal semester satu aku ditemani dengan ibuku mondar-mandir mengurus penundaan pembayaran uang kuliah tunggal. Aku sempat menangis melihat ibuku yang ikut pontag panting seperti itu.

Aku mengatakan kepada ibukku “buk, apa ibuk yakin aku kuliah ? biaya semester yang ditentukan cukup tinggi lho, belum lagi nanti ada biaya kos dan biaya hidup lainnya. Apa aku ngga sebaiknya bekerja saja ?”. Ibuku menjawab “Tidak !! bagaimanapun kamu harus kuliah, harus punya pendidikan tinggi, ibuk sama ayah pasti usahakan.

Jangan khawatir  nak, ibuk percaya bahwa setiap anak membawa rejeki sendiri-sendiri. Ibu minta maaf karena kamu tidak bisa seperti teman-temanmu yang lainnya. Setelah ini, tugasmu hanya menuntut ilmu dan belajar dengan sungguh-sungguh. Seiring berjalannya waktu, nanti kamu bisa mencoba mendafftar beasiswa. Sudah jangan khawatir. Kamu harus kuliah !!”.

Aku menangis medengar kata-kata ibu, meski awalnya minder karena tidak mendapatkan stempel LUNAS di Map daftar ulang, aku melangkah dengan percaya diri dan mengingat dengan baik setiap kata yang dilontarkan oleh ibuku.

Berdoa dan restu orangtua


Yang terakhir tetapi bukan yang paling akhir adalah doa. Sebagai umat beragama tentu kita harus menyerahkan segala urusan kita kepada yang maha kuasa. Yakin sudah, usaha sudah, melakukan yang terbai sudah, niat juga sudah, maka saatnya untuk menyerahkan segalanya kepada tuhan. Berdoa bisa dilakukan sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
Restu orangtua juga sangat penting, libatkan orangtua dalam setiap keputusan yang kalian ambil, sekecil apapun keputusan itu. Dengan restu orangtua, maka setiap langkahmu pasti akan terasa sangat ringan karna didalamnya ada doa orangtua yang mengiringi tiap langkah kalian. Demikianlah tulisan yang dikirimkan oleh Selfiana Purnamasari Hanafi. Semoga beramnfaat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Doa, Usaha, dan Tekad yang Kuat Membuatmu Berpertasi"