Artikel Motivasi; Perjalanan Putri Ibu Pertiwi

Artikel Motivasi; Perjalanan Putri Ibu Pertiwi


SeputarPembahasan.Com- Di dalam Pramuka aku mulai mengerti arti hidup yang sebenarnya. Aku banyak mendapat pelajaran yang sangat berharga yang akan kurasakan di masa depan kelak. Dulu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar aku tidak tahu sama sekali apa itu Pramuka, karena yang aku tahu Pramuka itu berkemah. Tetapi, setelah masuk ke Sekolah Menengah Pertama aku mulai merasakan apa arti Pramuka yang sebenarya, meski awalnya aku hanya ikut-ikutan teman sekelas.

Baca Juga: Cara Juara Dan Senyuman Dari Perjuangan Yang Keras

Aku adalah seorang remaja putri pendiam, pemalu, ndeso, dan cenderung ketinggalan zaman. Waktu itu semua sudah serba teknologi, semua temanku sudah memiliki smartphone atau pc sedangkan aku mengerti akan dunia maya seperti facebook,whatsapp, twitter,dsb saja tidak apalagi dengan smartphonenya.

Meskipun aku tak punya seperti mereka, aku tetap bersyukur. Karena aku yakin bahwa Allah memberiku layaknya itu karena Ia tak mau aku dibutakan dengan dunia maya seperti mereka, Allah tak mau kalau aku lalai akan kewajibanku karena sibuk dengan gadgetku. Aku hanya punya handphone jadul pemberian kakak dari ibuku 6 tahun silam dan masih aku pergunakan sampai sekarang aku SMA dan menginjak bangku kelas 11. Aku tak malu menggunakan hp itu, karena semua itu adalah rezeki yang Allah berikan padaku. Aku tak memiliki niat yang bulat untuk membeli smartphone layaknya teman-temanku, karena kebutuhan sekolah ku masih banyak yang lebih penting  dan juga kondisi budget yang kurang bersahabat. Aku tak ingin membebani kedua orang tua ku untuk merengek di belikan smartphone. Yang ada dipikiranku hanyalah membahagiakan kedua orang tuaku dengan cara belajar sungguh-sungguh dan berprestasi guna mencapai kesuksesan di masa depan kelak.

Di dalam paramuka aku dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, yang mampu bermanfaat dan berpengaruh besar untuk keluarga dan orang-orang sekitar. Semasa SMP, banyak berbagai macam even lomba pramuka yang telah aku ikuti bersama teman satu angkatanku. Disitulah aku banyak belajar tentang dunia ini yang begitu luas, aku sadar bahwa dunia ini tak hanya seluas telapak tangan kita, tak seluas layar gadget, tak seluas televisi. Banyak perlombaan yang berakhir dengan indah tetapi juga ada beberapa pelombaan yang berakhir dengan hati yang kecewa. Disitulah aku digembleng untuk tetap kuat menerima hasil usaha ku dan teman-teman. Aku tetap berpikir positif jika belum diberi kesempatan untuk menjadi pemenang, karena Allah sedang mempersiapkan ku untuk menghadapi segala macam kemungkinan yang akan terjadi di masa depan kelak. Jika aku jatuh untuk yang pertama kalinya, aku akan bangkit dengan semangat berpuluh kali lipat dari sebelumnya. Semenjak aku mengikuti pramuka, aku mulai berani berbicara di depan khalayak umum, memimpin, disiplin, tegas, ramah, dsb.

Aku mulai mengenal arti berusaha yang sesungguhnya, berjuang menghadapi berbagai macam tantangan baik dari dalam diri sendiri ataupun lingkungan sekitarku. Aku mulai menjadi wanita yang tegas dan berjiwa kepemimpinan serta senang mengikuti berbagai macam lomba baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Darimana aku tahu tentang berbagai macam lomba sedangkan aku tak punya smartphone layaknya teman-teman? Ya, aku masih punya handphone walau masih belum bisa dikatakan android, lebih-lebih hanya bisa di buat browsing di internet. Aku mencari info lomba itu di internet, terkadang teman-temanku yang membagikan info lomba itu padaku.

Aku begitu suka dengan matematika, jika ada olimpiade aku berusaha untuk mengikuti olimpiade tersebut. Sebenarnya aku belum begitu paham akan trik dan rahasia cara mengerjakan olimpiade matematika tersebut, tapi aku berusaha untuk aktif mencari tahu. Aku mencoba mencari-cari materi di kakak kelasku dan di berbagai sumber lainnya. Ku coba pelajari itu sendiri, meski ku belum begitu paham tapi aku tetap berusaha dengan gigih dan semangat mempelajarinya. Sesekali aku berlari menuju kakak kelasku untuk sekedar bertanya akan materi yang belum paham. Ia begitu senang mengajariku pelan-pelan, dan akupun juga begitu. Aku bersyukur karena banyak mendapat motivasi darinya.

Tidak hanya seorang kakak kelas, tapi aku mempunyai banyak kenalan kakak tingkat yang sudah lulus karena aku ingin mendapat pelajaran dan motivasi dari mereka, dan pengalaman-pengalaman mereka, agar aku bisa mengambil pelajaran dalam proses kesuksesan mereka. Aku begitu senang mengikuti berbagai macam even lomba apapun karena aku ingin mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Sampai-sampai tryout sbmptn pun juga aku ikuti. Aku tak menyangka bahwa aku pernah menduduki peringkat 6 teratas dari 50 orang siswa kelas 11 dan 12 saat mengikuti tryout sbmptn.

Memang banyak persiapan yang kulakukan. Aku tak mempunyai cukup uang untuk membeli buku latihan soal-soal tapi otakku terus berpikir bagaimana caraku bisa tetap belajar dengan keterbatasan finansialku yaitu aku rutin mendatangi perpustakaan yang ada di sekolahku dan syukur-syukur kalau ada kakak tingkat yang dengan sukarela memberi buku lamanya padaku. Di sekolah aku juga dituntut untuk aktif  karena aku tahu banyak orang-orang hebat di luar sana. Aku selalu semangat dalam belajar untuk selalu berprestasi, Aku tak ingin dikalahkan oleh mereka, aku ingin membanggakan orang tuaku , mengharumkan nama almamaterku dan membahagiakan orang-orang di sekitarku. Di saat ada ujian, aku selalu mempersiapkan materi jauh-jauh hari sehingga di saat menjelang hari-H aku sudah siap dahulu dan berbaris di urutan terdepan. Kupersiapkan alat-alat perangku, yaitu usaha, kerja keras, do’a restu orang tua, kejujuran/sportifitas, semangat, do’a serta yang terakhir tawakal. Hasil dari perjuanganku yaitu bisa selalu menjadi bintang kelas mulai dari SD, SMP sampai SMA. Waktu di SD aku bisa selalu masuk 3 besar, kelas 7 awal aku masuk 3 besar, dan mulai kelas 7 semester 2 sampai semester 5 aku menjadi juara 1.

Semangat belajarku pun tetap membara dan Alhamdulillah aku bisa menyabet juara 1 paralel di SMA Negeri yang ada di Ambulu-Jember. Aku pesembahkan itu semua tak lain dan tidak bukan hanyalah untuk orang tua. Aku ada di dunia ini karena orang tua dengan restu Allah, sehingga apapun aku persembahkan untuk orang tuaku, karena Ridhollah fi ridhol walidain(Ridho Allah terletak pada ridho orang tua).

Beberapa waktu yang lalu ada tes beasiswa yang diadakan oeh alumni dari SMA-ku yang telah menjadi orang sukses di luar sana, awalnya aku tidak tahu tentang info tersebut. Salah seorang temanku memberitahuku, aku sempat berfikir untuk mengikutinya karena aku ingin meringankan beban kedua orang tuaku terutama dalam hal biaya untuk sekolahku yaitu dengan mengikuti tes ini. Ku persiapkan betul untuk mengikuti tes besiswa tersebut yang meliputi tes wawancara dan tes tulis. Bahan-bahan yang harus terlebih dulu ku persiapkan antara lain pembuatan essai tentang diriku sendiri, cita-citaku, kondisi ekonomi di keluargaku, kondisi rumahku,dsb. Aku selalu berdo’a agar dimudahkan dalam setiap langkahku dalam menuntut ilmu dan perjalanan membahagiakan kedua orang tuaku. Setiap malam aku sempatkan untuk bersujud kepada-Nya, mencurahkan segala isi hatiku. Jika tidak ada halangan yang berarti, aku selalu menyempatkan untuk menunaikan sholat dhuha di pagi hari. Sebelum aku berangkat tes pada waktu itu, aku selalu meminta restu pada orang tuaku terutama ibu, aku selalu menyentuh kakinya dan mencium keningnya saat akan pergi berjuang baik itu dalam hal apapun. Aku sangat percaya bahwa do’a orang tua terutama ibu adalah do’a yang sangat diijabah oleh Allah. Aku mengerjakan tes tersebut dengan hati-hati, jujur, dan selalu mengharap petunjuk dari-Nya, sebelum itu aku berdo’a agar dimudahkan dan diberi berkah-Nya untuk mengerjakan. Kemudian tes tahap kedua adalah wawancara, aku jawab pertanyaan-pertanyaan yang diutaran oleh panitia kepadaku dengan penuh rasa percaya diri, santun, dan yang terpenting adalah jujur apa adanya dan tidak mengada-ada. Setelah semua tes tersebut  selesai , yang aku lakukan selanjutnya adalah do’a dan tawakal mengharap hasil yang terbaik. Setelah beberapa hari menunggu pengumuman, salah seorang temanku yang juga ikut seleksi beasiswa tersebut berkata “Wah, selamat ya Sof. Kamu adalah salah satu anak yang mendapat beasiswa”.

Aku benar-benar tidak menyangka, tetapi aku yakin ini adalah keputusan yang terbaik yang datangnya dari Allah lewat perantara seseorang yang memberikan beasiswa tersebut. Aku benar-benar bersyukur, wujud dari rasa syukur itu adalah memanfaatkan uang beasiswa tersebut dengan bijaksana untuk keperluanku di sekolah dan berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Aku ingin selalu mengukir sejarah, bukan hanya penikmat sejarah. Aku ingin menjadi orang yang selalu berprestasi di berbagai bidang. Ku ingin menjadi si kecil yang besar di mata dunia. Ku rangkai mimpi-mimpiku, aku jaga dan berusaha untuk merealisasikannya. Kuayunkan kaki kecilku untuk menimba ilmu dengan langkah mantap membawa segenap jiwa dan ragaku menyongsong masa depan yang terlihat jelas di mataku.

“Tanpa Terus Menerus Tumbuh dan Berkembang,kata-kata seperti kemajuan,prestasi dan sukses tak punya arti apa-apa. Mulailah dari sekarang,lakukan yang terbaik,belajarlah dari kegagalan,terus semangat,minta restu orang tua, dan selalu ingat Allah,serta yakin bahwa AKU BISA”

Demikianlah tulisan mengenai Artikel Motivasi; Perjalanan Putri Ibu Pertiwi yang ditulis oleh Sofa Rinda E.M.N. Semoga bisa menjadi Inspirasi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Artikel Motivasi; Perjalanan Putri Ibu Pertiwi"